Selasa, 02 Juli 2013

Kawasan Wisata Tawangmangu

kawasan WisataTawangmangu Candi Sukuh Candi Sukuh berada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, 27 Km arah timur dari kota Karanganyar, terletak pada ketinggian 910 meter diatas permukaan air laut. Menurut cerita sejarah, candi sukuh dibangun sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Candi ini ditemukan pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Kala itu Johnson ditugaskan oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data untuk bahan penulisan bukunya “The History of Java”. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, tahun 1842 Van der Vlis yang berwarganegara Belanda kembali melakukan penelitian dan melakukan pemugaran candi pada tahun 1928. Candi Sukuh yang terletak di lereng Gunung Lawu sesungguhnya merupakan candi yang sangat menarik untuk dikunjungai selain bentuk fisik dan ornament-ornamennya yang memukau tetapi juga posisi yang pas untuk melihat pemandangan indah disekitarnya dengan udara yang sejuk Pegunungan Lawu. Masyarakat setempat kadang menyebut Candi Sukuh sebagai Candi Rusuh (saru atau tabu) mengingat relief-relief pada dindingnya menggambarkan secara vulgar organ pria dan wanita. Candi Sukuh dibangun dalam tiga teras. Teras yang pertama terdapat gapura utama dengan ornamen sebuah candrasangkala yang berbunyi gapura buto abara wong, artinya “Raksasa memangsa manusia”. Kata-kata dari relief ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik menjadi tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi. Dilantai dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan lingga-yoni dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Parwati). Pada teras kedua juga dijumpai gapura yang kondisinya sudah tidak beraturan. Bagian kanan dan kiri terdapat patung penjaga pintu atau disebut dwarapala. Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala yang berbunyi gajah wiku anahut buntut. Artinya “Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata dari relief ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1, jika dibalik bermakna tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi. Pada teras ketiga Candi Sukuh terdapat pelataran besar dengan sebuah candi induk dan beberapa patung di sebelah kanan serta beberapa relief di sebelah kirinya. Bila kita menaiki anak tangga pada lorong gapura, kita akan disuguhi relief yang sangat vulgar terpahat di lantainya yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Konon, laki-laki yang ingin menguji apakah kekasihnya masih perawan atau tidak, dapat datang ke tempat ini, dengan cara meminta si wanita melompati relief tersebut. Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas. Namun yang sebenarnya silahkan mencoba sendiri. Di atas candi induk bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang mungkin merupakan tempat menaruh sesajian. Dari bagian atas bangunan induk ini kita bias melihat pemandangan lepas ke sekitar areal candi.